Memfasilitasi Petani Dalam Pengembangan Agrowisata, Darimana Memulainya?

Pangannews.id

Selasa, 23 November 2021 14:46 WIB

news
Foto : Dosen Agribisnis Politeknik Negeri Jember, Muksin.

PanganNews.id Jember - Oleh Muksin (Dosen Agribisnis Politeknik Negeri Jember) 

Fenomena Agrowisata 

Agrowisata dinilai memiliki nilai strategis sebagai salah satu katup untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Kesejahteraan petani yang diindikasikan dengan semakin meningkatnya pendapatan petani dari hasil usaha taninya.

Laporan Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa kunjungan wisman 1,1 juta kali periode bulan Januari sampai bulan Agustus tahun 2021, terdapat penurunan kunjungan sebanyak 69,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang dilaporkan sebanyak 3,4 juta kunjungan. Kondisi tersebut banyak dipengaruhi dampak pandemi Covid-19. 

Namun demikian, yang menarik terdapat indikasi kunjungan wisata dengan obyek wisata alam mengalami peningkatan. Kemenparekraf menyebutkan revenge tourism sebagai respon masyarakat setelah mengalami pandemic. Salahsatu obyek wisata alam yang memiliki trend peningkatan kunjungan adalah desa wisata dan agrowisata.  

Badan dunia pariwisata United Nation World Tourism Organization (UNWTO), menyatakan bahwa pada masa ketidakpastian dan vilatilitas seperti saat ini, pariwisata tetap dapat diandalkan sebagai sector ekonomi masyarakat. Menurut UNWTO bahwa sector pariwisata dapat memberikan dampak positif bagai pembangunan pedesaan, penciptaan lapangan kerja dan peluang, menjadi pendongkrak bagi pertumbuhan ekonomi dan melestarikan budaya. 

Dalam Dua sampai tiga dasawarsa terakhir ini agrowisata telah menjadi salah satu sektor ekonomi yang melibatkan banyak petani dan keluarga petani. Implementasi gagasan agrowisata telah memberikan kontribusi terhadap pendapatan petani. Agrowisata menjadi peluang baru yang cukup menjanjikan bahwa usahatani dapat digunakan sebagai alternatif untuk mensejahterakan petani dan masyarakat pedesaan.

Konsep Agrowisata 

Para peneliti banyak meyakini bahwa Tren wisata yang berkembang, selama dekade terakhir, menyebabkan pergeseran dari pariwisata massal standar ke pola yang lebih individualistis, di mana fleksibilitas yang lebih besar dan pengalaman yang lebih bermakna telah menjadi digandrungi. Salahsatu konsep wisata alam adalah agrowisata. Agrowisata memiliki pengertian suatu aktivitas kewisataan yang merupakan gabungan kegiatan pariwisata dan pertanian. Kombinasi keduanya terjadi karena kegiatan pertanian memiliki dayatarik dalam proses produksi, pemeliharaan dan kegiatan pasca panen. 

Agrowisata dapat dipandang sebagai suatu level lanjut usahatani atau the next level of farming. Konsep kelanjutan dari usaha tani adalah aktivitas on farm dapat ditingkatkan nilai tambahnya ketika dapat ditawarkan menjadi suatu produk wisata. Konsep Agrowisata adalah alternatif dari keseluruhan usahatani yang mengajukan peran jasa sebagai basis usaha. Agrowisata adalah pembangunan kembali pedesaan dengan aktivitas-aktivitas pertanian untuk mendapatkan nilai kreatifitas dan estetika dari wisata usahatani sebagai upaya menarik minat.

Pengembangan kegiatan agrowisata dapat menghemat sumber daya, melestarikan kearifan dan teknologi lokal, serta meningkatkan pendapatan petani atau masyarakat di sekitar agrowisata. Agrowisata menjadi salah satu poin penting di dalam pengembangan usahatani sekaligus dapat memberikan kontribusi kesejahteraan signifikan kepada petani dan keluarga maupun masyarakat desa pada umumnya. 

Sebagai satu kegiatan pariwisata maka agrowisata juga berkembang dan membutuhkan komponen-komponen lain bagi penunjang kegiatan pariwisata. Kegiatan penunjang pariwisata yang dimaksud adalah kegiatan-kegiatan yang dapat memfasilitasi para pengunjung agar dapat menikmati atraksi agrowisata, sehingga dapat tinggal lebih lama di desa tersebut. Perkembangan ekonomi masyarakat desa akan bergerak, karena agrowisata membutuhkan akomodasi penginapan, kuliner, warung-warung makan dan fasilitas lain seperti oleh-oleh atau cendera mata sebagai buah tangan para wisatawan. 

Potensi Desa dan Peran Petani 

Pengembangan agrowisata tidak dapat dilepaskan dari desa dan keseluruhan kelembagaan yang hidup dan berkembang di dalamnya. Kelembagaan tersebut termasuk petani, rumah tangga dan seluruh nilai yang berkembang dan mengarahkan cara berpikir dan bertindak para petani. Termasuk dalam hal ini adalah bagaimana petani merespon gagasan terkait pengembangan agrowisata. 

Salahsatu desa yang memiliki potensi untuk berkebang menjadi agrowisata adalah desa Kemuning Lor kecamatan Arjasa, kabupaten Jember, Jawa Timur. Desa Kemuning Lor berada pada wilayah dataran tinggi. Sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian di sektor pertanian. Salahsatu wisata cukup terkenal didesa ini adalah wisata rembangan atau puncak rembangan adalah wisata yang berada berada di ketinggian 650 meter di atas permukaan laut. Terdapat beberapa komoditi unggulan pertanian yang disukai pengunjung di daerah ini yaitu produk bunga, kopi serta oleh-oleh khas Jember. Selain itu terdapat paket edukasi agrowisata rembangan yang meliputi bidang pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan petrernakan. Namun demikian, secara keseluruhan agrowisata desa Kemuning Lor dinilai belum cukup berkembang. Muncul pertanyaan, bagaimana mengembangkan peran petani dalam dinamika agrowisata yang sejatinya memiliki peran strategis dalam pengembangan agrowisata?

Memahami Persepsi dan Komitmen Petani 

Memfasilitasi petani dalam mengembangkan agrowisata memiliki tantangan. Tantangan tersebut adalah bagaimana gagasan tersebut dipahami selanjutnya dinilai sebagai kebutuhan dan pada akhirnya diadopsi. Pemahaman berkaitan dengan persepsi komunitas terhadap gagasan tersebut.

Persepsi adalah bagaimana seseorang memandang dunia dan lingkungan sekitarnya. Sebagai cara pandang maka persepsi terkonstruksi dari faktor-faktor internal dan eksternal individu sehingga. Faktor-faktor tersebut meliputi pendidikan, sosial ekonomi, budaya, dan interaksi dengan Lingkungan. Persepsi tertentu akan melahirkan komitmen tertentu. 

Komitmen dapat dimaknai sebagai niat untuk merealisasikan yangdipengaruhi oleh motivasi. Komitmen dapat diukur dari partisipasi pada implementasi suatu gagasan. Pada kasus petani di desa Kemuning Lor dapat diraikan persepsi tentang agrowisata yang cenderung positif. 

Persepsi petani terhadap pengembangan agrowisata positif. Petani memahami bahwa pemanfaatan aktivitas bertani yang digunakan untuk agrowisata memberikan dampak positif bagi pengelolaan lahan. Keberadaan agrowisata juga dinilai dapat mengenalkan desa sekaligus berpotensi meningkatkan keterampilan petani, menambah lowongan pekerjaan, serta menambah pendapatan petani dan komunitas desa lainnya. Namun demikian, petani mengakui bahwa terdapat pengalaman petani yang kurang mendukung bagaimana mengelola usahatani menjadi suatu aktivitas yang menjadi agrowisata. Disamping itu perlu adanya dukungan dari kelembagaan pemerintah Desa untuk mengembangkan agrowisata. 

Partisipasi dalam berperan serta pada kegiatan pengembangan agrowisata cukup positif. Partisipasi tersebut diwujudkan dalam bentuk keikutsertaan komunitas dalam kegiatan yang terkait dengan pengembangan agrowisata. Termasuk didalamnya keikutsertaan perencanaan, dan pengembangan gagasan dayatari usahatani. 

Pelibatan petani dinilai memberi dampak positif yang memberikan beberapa manfaat. Pertama terkait dengan rasa memiliki dan tanggungjawab. Kedua terkait dengan pembagian peran. Dan ketiga terkait dengan potensi kemampuan petani untuk meningkatkan atraksi wisata pada usahatani berbasis pada setiap kegiatan onfarm yang diakukan. Kegiatan on-farm yang dimaksud adalah tahapan kegiatan dalam bentuk pemeliharaan pertanian, penanganan Organisme pengganggu tanaman (OPT), proses pembenihan, sertaproses pemanenan. 

Mencermati persepsi dan komitmen partisipasi dapat diketahui bahwa pandangan petani memiiki korelasi positif terhadap komitmen partisipasi. Beberapa harapan dari pengembangan agrowisata adalah kerjasama antar kelompok tani dan dukungan kelembagaan formal maupun informal yang ada di desa. 

Penutup 

Mengembangkan agrowisata berarti mengembangkan para petani. Petani adalah subyek strategis dalam pengembangan agrowisata berkelanjutan. Agrowisata berlanjut seiring dengan persepsi dan komitmen partisipasi petani yang positif terhadap pengembangan agrowisata. 

Para wisatawan pedesaan memiliki motivasi yang bervariasi, yang mungkin termasuk keunikan ekologis, tempat petualangan khusus, atraksi budaya, atau kedamaian dan ketenangan pedesaan menunjukkan bahwa ini menyajikan kesempatan unik bagi stakeholders pedesaan untuk mengelola potensi tersebut. Pengelolaan potensi menjadi aktual khususnya dalam melaksanakan strategi untuk menawarkan berbagai produk pertanian dan kegiatan usahatani. 

Pengembangan agrowisata memerlukan peran petani secara maksimal, mengelompokkkan kegiatan dan atraksi, penyusunan dan pendirian kelompok atau lembaga pengelola bersama, kelembagaan informasi yang mudah diakses, penetapan rute dan kunjungan agrowisata dan desa, serta melakukan fasilitasi kewirausahaan pada sektor penunjang agar wisatawan dapat berkunjung lebih lama. Program peningkatan mutu SDM petani dan masyarakat pedesaan menjadi aspek-aspek penting yang perlu diagendakan pada setiap pengembangan agrowisata.


Kolom Komentar

You must login to comment...