Gerakan Makan Telur, NFA Bangun Kolaborasi Gencarkan Pangan B2SA dan Penurunan Stunting

Pangannews.id

Minggu, 25 September 2022 20:31 WIB

news
Foto : Acara Gemar Makan Telur di Lapangan Desa Kebumen, Kab Kendal, Jawa Tengah.

PanganNews.id Kendal - Gemar makan telur tidak hanya menyehatkan masyarakat Indonesia, namun juga dapat menjadi salah satu upaya untuk pencegahan stunting, karena telur dengan segudang kandungan nutrisinya dapat menjadi asupan pangan tambahan yang efektif bagi Ibu hamil, Ibu menyusui dan balita, agar anak-anak Indonesia terhindar dari stunting. 

Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi dalam acara Gemar Makan Telur di Lapangan Desa Kebumen, Kab Kendal, Jawa Tengah, pada Minggu (25/09/2022). 

"Kegiatan ini merupakan wujud komitmen bersama pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN Pangan, asosiasi peternak dan pihak swasta untuk mempromosikan gemar makan telur kepada masyarakat serta mendukung upaya percepatan penurunan stunting serta pencegahan kerawanan pangan dan gizi." ujar Arief. 

Sebanyak 15.077 butir dibagikan kepada masyarakat dalam rangka makan telur bersama. Telur tersebut berasal dari para produsen peternak yang tergabung dalam Koperasi Unggas Sejahtera Kendal.

Menurut Arief, ketahanan pangan dan gizi selalu menjadi isu strategis nasional, karena pemenuhan pangan merupakan hak setiap warga negara yang harus dijamin kuantitas dan kualitasnya, aman dan bergizi untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang sehat, cerdas, aktif dan produktif.

"Saat kami ini tengah fokus menguatkan ekosistem pangan yang terintegrasi dari hulu hingga hilir, termasuk di dalamnya pengentasan daerah rawan pangan, stunting, dan penganekaragaman konsumsi pangan," tambahnya. 

Berdasarkan skor Pola Pangan Harapan (PPH) tahun 2021, kualitas konsumsi pangan penduduk Indonesia masih belum beragam, dan bergizi seimbang dimana masih tingginya konsumsi padi-padian, minyak dan lemak serta kurangnya konsumsi pangan hewani, sayur, buah, serta umbi-umbian. 

Salah satu sumber protein hewani yang mudah didapat dan relatif murah adalah telur, kandungan nutrisi telur begitu lengkap baik makro maupun mikronutrien, namun konsumsi telur kita masih sebesar 7,5 kg/kapita/tahun. Jika dibandingkan negara lain, konsumsi telur per kapita Indonesia masuk urutan ke-15 dunia. 

"Tentu upaya peningkatan konsumsi telur perlu terus dilakukan melalui gerakan gemar makan telur seperti hari ini. Kita sosialisasikan tagline Makan Enak Makan Sehat Makan B2SA, yaitu Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman," ungkap Arief. 

Gerakan gemar makan telur tidak hanya menyehatkan masyarakat Indonesia, namun juga dapat menjadi salah satu upaya untuk pencegahan stunting, karena telur dengan segudang kandungan nutrisinya dapat menjadi asupan pangan tambahan yang efektif bagi Ibu hamil, Ibu menyusui dan balita, agar anak-anak Indonesia terhindar dari stunting. 

"Seperti kita ketahui, angka prevalensi stunting Indonesia tahun 2021 masih sebesar 24,4% sedangkan standar WHO adalah 20%, sehingga Indonesia masuk kategori masalah stunting yang tinggi. Bapak Presiden Joko Widodo sangat konsern atas hal tersebut dan memberikan arahan kepada kita semua agar di tahun 2024 angka prevalensi stunting Indonesia harus bisa di bawah 14%. Tentunya perlu kerja keras dan keterlibatan semua pihak baik pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat agar prevalensi stunting terus menurun seperti yang ditargetkan oleh Bapak Presiden." jelas Arief. 

Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara Badan Pangan Nasional dengan BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) tentang Sinergi Mewujudkan Ketahanan Pangan dan Gizi melalui Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana. 

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan momentum ini sangat penting dalam sinergi bersama percepatan penurunan stunting. 

"Kita upayakan bersama bagaimana telur ini dikonsumsi sebagai sumber protein untuk stunting. Saya kira ini penting untuk mengembangkan kolaborasi pangan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia kita." ujar Hasto. 

Hal senada diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen yang juga hadir dalam gerakan makan telur.

"Yang penting kita lakukan saat ini adalah tindakan preventif agar tidak terjadi stunting. Ini kita terus jaga, dengan mengajak kolaborasi semua pihak kita melakukan edukasi khususnya remaja putri terkait pentingnya pencegahan stunting ini," ujar Gus Yasin. 

Dalam acara Gerakan Makan Telur Bersama ini dihadiri Kepala NFA, Kepala BKKBN, Wagub Jawa Tengah, Forkopimda, Bupati Kendal, Perum Bulog, ID FOOD dan BUMD Jateng. 

——————————

*Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:*

komunikasi@badanpangan.go.id

Telp : 087783220455


Kolom Komentar

You must login to comment...