Rabu, 08 November 2023 07:07 WIB
PanganNews.id Malang – Menteri Amran Sulaiman tengah menggenjot produktivitas ditengah ancaman krisis pangan global. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian adalah dengan perakitan varietas unggul baru dengan menggunakan teknologi modern secara kolaboratif, integratif dan berkelanjutan.
Kementerian Pertanian melalui Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (Pusat PVTPP) memiliki tugas untuk meningkatkan pelayanan pelepasan atau pendaftaran peredaran varietas tanaman. Untuk mendorong perakitan varietas unggul baru, maka perlu dilakukan terobosan dengan mengenalkan inovasi teknologi perakitan varietas. Diperlukan kerja sama dengan seluruh stakeholder pentahelix. “Pusat PVTP tidak dapat bergerak sendiri, kami terus menggandeng regulator, akademisi, stakeholders, pelaku bisnis dan media untuk mempercepat Pembangunan pertanian berkelanjutan dengan memperkenalkan tehnik perakita varietas baru yaitu double haploid" ujar Leli Nuryati, Kepala Pusat PVTPP pada Koordinasi Teknis (Kortek) Pendaftaran Peredaran/Pelepasan Varietas Tanaman, Selasa (07/11).
Plt Sekretaris Jenderal Kementan, Dr. Prihasto Setyanto, pada sambutannya mengatakan varietas unggul adalah fondasi dari keberhasilan produktivitas. "Untuk itu dibutuhkan tehnik-tehnik pemuliaan baru yang dapat mengakselerasi terciptanya varietas unggul baru salah satunya dengan tehnik haploid dan penting untuk pemulia mendapatkan informasi teknologi baru"
Perakitan varietas biasanya membutuhkan waktu yang lama, dari galur inbred sampai generasi selanjutnya. Salah satu cara mempersingkat perakitan varietas adalah dengan tanaman haploid yang memiliki jumlah kromosom sporofit sama dengan gametofiknya. “Haploid Inducer mampu mempersingkat waktu perakitan varietas hibrida dari 3 hingga 5 tahun menjadi 1 tahun saja. Dibutuhkan skill memadai dari pemulia untuk melakukan hal ini, tutur Dr. Abil Dermail dari Khon Kaen University Thailand.
Menurut Dr. Iswari Saraswati Dewi (BRIN) teknologi Haploid mensupport percepatan perolehan galur murni, waktu terlama dihabiskan untuk perakitan varietas dengan metode pemuliaan klasik sebanyak 5-6 generasi silang balik dan 8-10 generasi selfing untuk mendapatkan galur murni” tambah narasumber kedua, Iswari. Pada level haploid, semua gen berada pada keadaan hemizygous atau memiliki satu copy gen (one copy of each gene).
Pemanfaatan Double Haploid dapat dijadikan pilihan teknologi dalam perakitan varietas unggul baru karena lebih efisien dan efektif dari segi waktu, biaya dan tenaga. Prinsip dasar dari teknologi ini adalah bagaimana mendapatkan tanaman homozigot yang lebih cepat sebagai induk persilangan. Kreatifitas pemulia dalam memprediksi proses breedingnya, breeding by design yang tepat akan menentukan keberhasilan dalam menghasilkan varietas unggul baru.(*/adv)
22 jam yang lalu
Selasa, 28 November 2023 17:15 WIB
Selasa, 28 November 2023 15:49 WIB
You must login to comment...
Be the first comment...