Agar Petani Gambir Tidak Getir

Pangannews.id

Kamis, 02 Mei 2024 10:06 WIB

news
BSIP Sumatera Barat salah satu unit kerja di bawah Kementerian Pertanian memberikan dukungan terhadap pengembangan mutu olahan gambir. (Foto: Dok. BSIP Sumatera Barat)

PanganNews.id Sumatera Barat, - Heru Rahmoyo Erlangga, ASN di Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Sumatera Barat.

Pemerintah melalui Kementerian Pertania RI senantiasa mendorong pengembangan produk komoditas pertanian lokal yang mempunyai potensi ekonomi tinggi. Selain untuk menggerakkan perekonomian rakyat, upaya tersebut juga dapat menjadi solusi terhadap penciptaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. 

Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Sumatera Barat salah satu unit kerja di bawah Kementerian Pertanian memberikan dukungan terhadap pengembangan mutu olahan gambir, tanamaan yang banyak sekali manfaatnya untuk kesehatan tubuh,. dengan diseminasi SNI Gambir kepada petani maupun petani pengempa gambir guna meningkatkan mutu hasil kempa sehingga dapat meningkatkan harga jual gambir di pasar domestik maupun luar negeri. 

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat lewat Program Unggulan (Progul) Pertanian-nya memberikan perhatian khusus terhadap perkembangan usaha tani komoditas gambir dengan menerbitkan Perda No. 3 Tahun 2023 tentang Tata Kelola Komoditas Unggulan Perkebunan dan memasukkan gambir sebagai komoditas unggulan kedua setelah Kelapa Sawit. 

Sesuai RPJMN 2020-2024, sektor pertanian diharapkan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkualitas di Indonesia. Tugas dan fungsi BSIP Sumatera Barat sebagai Lembaga publik dalam penerapan standar instrument pertanian merupakan bagian penting untuk meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan daya saing produk pertanian dengan jalan melalui proses diseminasi.   

Salah satu aktivitas yang dilakukan terkait diseminasi adalah sinkronisasi dan koordinasi terkait standar produk olahan gambir dengan Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota (Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja serta Dinas). Banyak petani gambir disini kehilangan motivasi mengembangkan produk olahannya karena sulit mencari pasar sejak Covid-19 merebak. 

Untuk itu Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja gencar membantu promosi produk olahan melalui berbagai acara seperti pameran dan festival budaya. Selain itu, sudah banyak produk olahan gambir yang dihasilkan petani Kab. Lima Puluh Kota, seperti: teh, kopi, sabun, dan jelly termasuk kelompok yang pernah dibina oleh BSIP/BPTP Sumatera Barat akan tetapi belum berkembang pesat dan masih terkendala masalah pasar. 

Teh Gambir

Gambir mengandung katechin yang tinggi. Daun tanaman gambir dapat kita olah menjadi teh celup atau teh tubruk. Teh gambir yang diolah oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kabupaten Limapuluh Kota mengandung katechin sebesar 4,4 %. Katechin ini bersifat sebagai antioksidan, dengan demikian katechin dalam teh gambir mampu meningkakan imun tubuh dan sangat bermanfaat untuk anti peradangan, anti mikroba, anti penuaan dini dan pengobatan sakit perut. 

Teh gambir diproduksi dari daun muda dan diproses sedemikian rupa sehigga kandungan tannin dapat diturunkan. Inilah bedanya dengan teh gambir merek lain dan teh yang biasa kita minum sehari-hari yaitu yang berasal dari tanaman Camelia sinensis yang lebih banyak mengandung tannin dibandingkan katechin. 

Tanin mempunyai kekuatan untuk mengikat protein sehingga mempunyai kemampuan mengabsorbsi sari makanan, sehingga sari makanan kurang tersedia bagi tubuh. Tidak demikian halnya dengan KATECHIN, katechiin sumber antioksidan yang bermanfaat untuk meningkatkan imun tubuh. Kandungan tannin lebih banyak pada tanaman TEH dari pada tanaman gambir. 

Pada tanaman gambir lebih banyak katechin yang sangat bermanfaat utk Kesehatan. Teh gambir saat ini sudah diproduksi oleh tiga kelompok wanita tni di nagari (desa) Talang Maur sebanyak dua kelompok dan satu kelompok di nagari (desa) Simpang kapuak Kecmatan Mungka Kabupaten Limapuluh Kota provinsi Sumatera Barat. Kelompok yang sudah memperoduksi adalah KWT Simpang Tigo, KWT Sambal dan UPH Ruhama. meningkatkan imun tubuh sehingga tidak gampang terinfeksi virus dan penyakit lainnya.

Membangun Sistem Usaha Tani

BSIP Sumatera Barat dalam perhelatan 1 tahun hari jadinya September 2023 mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema " Optimalisasi Peningjatan Standar Mutu Produk Hilirisasi Gambir Sumatera Barat dalam Peningkatan Daya Saing Pasar" berhasil merumuskan beberapa hal terkait; (1) pendampingan dalam penerapan peknologi proses pengolahan dan standar mutu produk turunan olahan gambir sehingga dapat memperluas pasar dengan harga yang sesuai mutu, (2) kelembagaan , pemasaran dan memperpendek rantai pemasaran, dan harga pasar, (3) Peningkatan kapasitas petani gambir melalui pelatihan dan sosialisasi/diseminasi salah satunya SNI Gambir . Untuk itu menjadi pekerjaan rumah bagi institusi terkait sesuai tupoksi masing-masing termasuk BSIP.

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah membentuk Satgas Percepatan Gambir oleh Gubernur Sumbar pada tahun 2022 yang bertugas mendorong hilirisasi produk gambir untuk pangsa pasar dalam negeri serta sentra proses gambir di Kabupaten Pesisir Selatan menghasilkan tanin dan chatecin. Kedepannya dengan adanya dukungan dari berbagai pihak terkait, dapat dihasilkan produk olahan gambir yang terstandar dan bisa memberikan posisi tawar yang baik bagi petani gambir di Sumatera Barat. 

Rumusan kebijakan terkait usaha tani gambir perlu dimatangkan dalam bentuk peraturan gubernur terkait usaha tani gambir sebagai penjabaran dari peraturan daerah terkait komoditas unggulan Perkebunan Sumatera Barat. Peluang pasar bubuk catechin sudah ada dengan pangsa pasar eksport ke negeri tirai bambu melalui Singapura dengan harga Rp. 1.000.000,- per Kg, saat ini baru terpenuhi sekitar 20 Kg per bulannya. Memperkuat kelembagaan petani serta kelembagaan ekonomi petani gambir menjadi hal yang sangat penting untuk membangun sistem usaha tani gambir berkelanjutan.(*/Adv)


Kolom Komentar

You must login to comment...