Mencegah Masuknya Flu Burung Tipe Ganas pada Sapi dari Luar Negeri

Pangannews.id

Kamis, 11 April 2024 21:43 WIB

news
Pudjiatmoko, Ph.D Medik Veteriner Ahli Utama Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. (Foto: Dok. Pudjiatmoko)

PanganNews.id Jakarta, - oleh Pudjiatmoko, Ph.D Medik Veteriner Ahli Utama Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Penyebaran flu burung tipe ganas (HPAI) yang terus terjadi di berbagai wilayah di dunia, bersamaan dengan penemuan kasus baru-baru ini pada sapi, menimbulkan kekhawatiran di komunitas internasional.

Meskipun HPAI terutama menyerang unggas dan burung liar, flu burung terkadang dapat menular ke mamalia, termasuk manusia. Dalam 2 tahun terakhir, dilaporkan adanya peningkatan jumlah kasus flu burung H5N1 pada hewan mamalia darat dan air.

Deteksi HPAI pada sapi perah yang dilaporkan baru-baru ini di Amerika Serikat, yang menunjukkan tanda-tanda klinis seperti penurunan laktasi, berkurangnya nafsu makan, lesu, demam dan dehidrasi, telah menimbulkan kekhawatiran karena infeksi pada sapi tersebut dapat mengindikasikan peningkatan risiko virus H5N1 akibat beradaptasi lebih baik pada mamalia. Kemudian berpotensi menyebar ke manusia dan hewan ternak lainnya.

Penyelidikan awal sejauh ini mengungkapkan tidak ada adaptasi spesifik pada manusia atau mamalia. Terlepas dari itu, beberapa Tim Peneliti sedang meneltiti lebih jauh terkait virulensi dan penularan virus-virus ini, termasuk pada ternak, dan juga menilai risiko penularan ke hewan dan manusia, yang saat ini masih dianggap sangat rendah.

Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) bekerja sama dengan Pusat Referensi dan jaringan pakar dan Anggota OFFLU, memantau dengan cermat situasi ini untuk menilai risiko terhadap hewan dan manusia. Pelaporan yang tepat waktu dan transparan sangat penting untuk menjaga pemahaman yang lebih baik tentang situasi penyakit dan mencegah segala jenis misinformasi atau disinformasi.

WOAH mengingatkan 183 Anggotanya, bahwa berdasarkan informasi yang tersedia saat ini, pembatasan pergerakan sapi sehat dan produknya tidak direkomendasikan kecuali dibenarkan oleh analisis risiko impor yang dilakukan sesuai dengan Kode Kesehatan Hewan Terestrial WOAH Bab 2.1.

WOAH menyerukan kepada Anggotanya agar melakukan upaya sebagai berikut:

• Mempertahankan peningkatan SURVEILLANCE avian influenza pada unggas domestik dan liar.

• MONITOR dan INVESTIGASI kasus-kasus pada spesies non-unggas, termasuk sapi dan populasi ternak lainnya yang menunjukkan tanda-tanda klinis yang sesuai dengan flu burung.

• LAPORAN kasus HPAI pada semua spesies, termasuk inang yang tidak biasa, ke WOAH melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan (WAHIS) dunia. Urutan genetik virus flu burung harus dibagikan dalam database yang tersedia untuk umum.

• MENCEGAH masuknya dan penyebaran penyakit ini dengan menerapkan langkah-langkah biosekuriti yang ketat di peternakan dan menerapkan praktik produksi yang baik ketika menangani produk asal hewan seperti susu mentah dan daging dari kasus yang dicurigai atau dikonfirmasi positif.

• MELINDUNGI manusia yang melakukan kontak dekat dengan atau menangani ternak yang sakit atau ternak sakit lainnya serta produknya. Manusia yang terpapar harus selalu mengambil tindakan pencegahan, termasuk memakai alat pelindung diri dan menerapkan langkah-langkah keamanan pangan standar saat menangani produk hewani dari ternak yang terpapar.

• HINDARI penerapan pembatasan perdagangan yang tidak dapat dibenarkan. Langkah-langkah manajemen risiko impor harus dibenarkan secara ilmiah dan sejalan dengan Standar Internasional WOAH.

WOAH berkomitmen penuh untuk mendukung anggotanya dalam memitigasi risiko dampak flu burung. WOAH akan terus menjalin hubungan dengan jaringan para ahli serta mitra pemerintah dan swasta, terutama melalui One Health Quadripartite (WHO, FAO, WOAH, dan UNEP) dan Kerangka Global untuk Penyakit Hewan Lintas Batas (GF-TADs) untuk memberikan pembaruan teknis seiring dengan semakin banyaknya informasi yang tersedia.

Saran-saran

Badan Karantina Indonesia bersama Kementerian Pertanian seyogianya melakukan dengan cepat dan cermat analisis risiko kejadian penyakit flu burung tipe ganas pada sapi di AS ini dan hasil analisisnya digunakan untuk mitigasi risiko masuknya penyakit ini ke wilayah NKRI.

Infeksi pada manusia telah dikonfirmasi di Amerika Serikat, namun para pejabat federal mengatakan risiko penularan dari hewan ke manusia rendah. Meskipun demikian Kementerian Kesehatan seyogianya terus memantau perkembangan kasus ini dengan sebaik-baiknya guna menjaga kesehatan masyarakat di Indonesia. (*/Adv)


Kolom Komentar

You must login to comment...